Menyikat gigi memang merupakan salah satu cara paling sederhana menjaga kesehatan rongga mulut, khususnya jika kamu menggunakan pasta gigi antibakteri. Saat ini, sudah banyak sekali pasta gigi dengan kandungan bahan alami yang efektif membersihkan gigi dan mulut. Kendati demikian, bukan berarti hal tersebut membuatmu benar-benar bebas dari bakteri dalam mulut.
Sebuah penelitian kesehatan yang dipublikasikan pada National Library of Medicine Amerika Serikat menyatakan bahwa rongga mulut mengandung banyak bakteri. Jumlah bakteri tersebut bahkan bisa berlipat ganda jika rongga mulut sedang mengalami infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
Mulut manusia sebenarnya penuh dengan kehidupan mikroba, yakni sekitar 100 juta bakteri per mililiter air liur dengan 700 lebih spesies yang berbeda. Meski terdengar mengerikan, bakteri dalam mulut tidak semuanya jahat. Beberapa di antaranya justru mendukung kesehatan mulut, meski ada juga yang bisa menyebabkan masalah seperti gigi berlubang dan penyakit gusi. Berikut beberapa jenis bakteri di mulut yang dapat menyebabkan permasalahan pada gigi dan mulut:
Jenis bakteri ini sering ditemukan di mulut dan memiliki beberapa spesies. Streptococcus mutans, misalnya, adalah salah satu biang keladi penyebab gigi berlubang. Bakteri ini memproduksi zat lengket yang menempel pada gigi dan menghasilkan asam yang dapat merusak enamel. Kondisi ini bisa memperparah keasaman di mulut yang membuat gigi lebih rentan rusak.
Bakteri ini juga kerap dikaitkan dengan pembentukan gigi berlubang. Lactobacillus berperan dalam meningkatkan keparahan karies gigi. Meski tidak secara langsung menyebabkan lubang pada gigi, keberadaannya bisa memperparah kondisi yang sudah rentan.
Bakteri yang satu ini menjadi salah satu penyebab penyakit periodontal yang dapat mengganggu kesehatan gusi dan tulang penyangga gigi. Porphyromonas gingivalis berperan dalam pembentukan plak gigi. Jika tidak dikendalikan, bakteri ini bisa memicu infeksi yang merusak jaringan pendukung gigi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kuman di mulut. Misalnya saja seperti kelembapan, suhu, dan pH saliva. Untuk mengetahui lebih jauh, berikut pembahasannya:
Saliva atau air liur berperan penting dalam menjaga kelembapan di dalam mulut. Air liur tidak hanya menjaga mulut tetap basah, tetapi juga memudahkan pertukaran nutrisi dan pengeluaran limbah yang dihasilkan bakteri. Semakin lembap mulutmu, semakin seimbang jumlah bakteri di dalam mulut.
Normalnya, pH saliva berada di kisaran 6,5 hingga 7,5. Angka tersebut bisa berubah tergantung pada makanan atau minuman yang kamu konsumsi. Ketika pH turun (jadi lebih asam), bakteri penyebab gigi berlubang jadi lebih aktif. Sebaliknya, pH yang terlalu tinggi bisa menyebabkan pembentukan plak gigi.
Suhu normal dalam mulut berkisar di angka 37°C. Jika kamu mengonsumsi makanan atau minuman panas dan dingin, suhu tersebut dapat berubah. Bakteri di mulut bisa beradaptasi dengan suhu ini. Namun perlu dicatat, perubahan ekstrem bisa saja mengganggu keseimbangan mereka untuk sementara waktu.
Kondisi tanpa oksigen di beberapa area mulut (potensi redoks rendah) memungkinkan bakteri anaerob berkembang. Bakteri-bakteri ini sering menjadi penyebab bau mulut dan masalah gusi.
Selain faktor-faktor di atas, menjaga kebersihan mulut juga penting. Perlu diingat juga, air liur mengandung enzim dan antibodi yang membantu melawan bakteri. Perannya dalam menetralkan asam yang bisa merusak gigi juga sangat membantu dalam menjaga keseimbangan bakteri di dalam mulut.
Perkembangan bakteri di area lidah dan tenggorokan punya andil besar dalam menyebabkan bau mulut. Bakteri-bakteri inilah yang mengeluarkan senyawa sulfur yang berbau tak sedap. Tapi bagaimana proses ini bisa terjadi?
Jika kamu tidak menggosok gigi dengan bersih, sisa-sisa makanan yang menempel akan dihancurkan oleh bakteri seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum, dan Treponema denticola. Selama proses tersebut, bakteri-bakteri ini menghasilkan senyawa sulfur atau volatile sulfur compounds (VSC) yang mudah menguap.
Saat bakteri-bakteri ini berkembang biak, senyawa ini pun dilepaskan ke udara dalam mulut, dan menghasilkan bau tak sedap. Jadi semakin banyak bakteri-bakteri penyebab bau mulut, semakin kuat juga aroma kurang sedap yang ditimbulkan.
Risiko penyakit gigi dan mulut akibat bakteri jahat dapat diminimalkan dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
Menjaga kesehatan mulut dan gigi bukan hanya tentang tampil percaya diri. Ini juga tentang mempertahankan kesehatan jangka panjang. Untuk melindungi mulut dari bakteri penyebab bau dan masalah gigi lainnya, coba gunakan produk-produk yang mendukung kesehatan mulutmu sepanjang hari.
Salah satu produk yang bisa Anda andalkan adalah Pepsodent Herbal. Dengan kandungan bahan-bahan alami seperti daun sirih, jeruk nipis, dan garam, pasta gigi ini efektif menjaga napas tetap segar hingga 18 jam. Pepsodent Herbal juga mampu membunuh bakteri penghasil sulfur yang menjadi penyebab utama bau mulut.
Jadi, agar napas kembali segar selama 18 jam, pastikan Anda selalu menyikat gigi dengan Pepsodent Herbal setelah makan makanan favorit Anda.
Untuk hasil maksimal, kombinasikan dengan Pepsodent Nanosoft Clean, sikat gigi yang didesain lembut namun efektif mengangkat kotoran hingga sela-sela gigi. Bulu sikatnya yang tipis membuatnya ideal untuk membersihkan tanpa mengiritasi gusi.
Pepsodent juga bekerja sama dengan Halodoc untuk menyediakan layanan kesehatan gigi yang lebih mudah dijangkau. Dengan membeli produk Pepsodent dan memindai QR code di kemasannya, kamu bisa mendapatkan potongan Rp25.000 untuk akses layanan kesehatan gigi dan mulut.